Yang indah walau tak mewah,
lalu mengapa kau bilang Jakarta pasar usang.
Memaki kah kau?
Uppsss… mengapa kau tertawa..
Masihkah kau tertawa melihat mewabahnya perselingkuhan bersama bencana..
Memaki kah kau?
Aku hanya ingin kecil bersinar tanpa terdiagnosa tumor yang mengganas atau stroke yang melumpuhkan.
Selimuti ucapan ku, mungkin aku mengngigau.. terlalu lama aku terjaga dalam kebodohan
Mari kita bermain tentang perselingkuhan antara aku dan bencana, menarik bukan??
Uppsss… mengapa kau tertawa..
sedikit gila kata mu.
Karna gila, tak mungkin terjadi perselingkuhan terhadap bencana, namun hal itu terjadi.. bencana ada dimana-dimana…. dikepala, tangan, mata, telinga, di badan, di kaki bahkan di hati..
Bagaimana dengan korupsi, ego kuasa, kerjasama yang tak sehat cikal bakal nepotisme, pelarangan untuk sesuatu yang berbeda, sikap ketidak acuhan terhadap tugas dan wewenang dan banyak lagi yang dapat diajak berselingkuh..
Masihkah kau tertawa melihat mewabahnya perselingkuhan bersama bencana..
Bagaimana dengan air mata, penyesalan,,, semua omong kosong.
Perselingkuhan bersama bencana benar-benar mengungtungkan tak butuh waktu lama tuk berduka dan meratap, terkadang hal ini dilakukan sekedar mengingat standar norma dan etika dalam kehidupan.
Bagaimana, apakah kau tertarik bermain perselingkuhan bersama bencana?
Ahhhh… sudah, kau hanya diam dan menyengir… kita tutup saja dengan kalimat terimakasih.
1 komentar:
Ini Blog kayak Koran lengkap ! Mantap Hi numpang info disini Watersport ah di Bali Ya mas
Posting Komentar