Custom Search

Minggu, 08 Juni 2008

Lagi-Lagi Aku Tak Berdaya

Lagi-Lagi Aku Tak Berdaya Berbisik-bisik pada daun yang melambai Sementara angin menerpa dan ia pun menari-nari Diatas lantai kebencian dan lalu pergi Prajurit-prajurit berbagi amunisi Hanguslah sudah asumsi lama Tebakar bersama praduga-praduga senja Entah malam atau siang yang ada Yang jelas kubu kita memegang senjata Tak ada kata tuk tidak percaya Walau itu hanya sekedar permaian semata Lagi-lagi aku tak berdaya Kekerasan menghasilkan bencana By. Wong alit

Artikel Terkait

7 komentar:

uNieQ mengatakan...

sat ini diriku juga ga berdaya

*ngantuks banged*

maaf wong alit, comentnya ga penting, cuma mau bilang puisinya menyentuh relung hatikuu :)

buatkan diriku puisi donkk :P

Anonim mengatakan...

lagi-lagi aku berdaya

Untuk sekedar berdiri ketika angin menyapa..
melayangkan sebagian kebencian
dan melahirkan keberanian :)


komen pertama hahahaha

salam kenal dari
Sakura

Kang Boim mengatakan...

yang namanya kekerasan pasti menimbulkan bencana, ntar itu kemarin, besok atau lusa...yang ada kita harus tetap belajar...belajar menyikapinya dengan keikhlasan

Anonim mengatakan...

Betul mas alit, aku & kita semua sejatinya berada di ketakberdayaan, seperti kita tak mampu menolak adanya malam dan siang, juga menerima hidup ini yang sedang menuju mati. Namun begitu, pro kontra dan seterusnya haruslah disikapi dengan kebeningan, agar semunaya nampak jelas adanya.

namaku wendy mengatakan...

aku paling sebel ketemu puisi, knp why bukannya tak suka, malah suka banget tapi aku suka tak paham apa maksudnya hiks... ni cm pengen komen aja, aku paling anti kekerasan soalnya bikin orang susah, sedih, menderita, mebuat luka & mampu menghilangkan senyum di wajah, poko'e gak banget deh

Anonim mengatakan...

" kekerasan atas nama apapun adalah tidak dibenarkan "

peace

Rev A. mengatakan...

aku juga gag bdaya.

Sponsor

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

IKLAN BLOGGER