Custom Search

Senin, 31 Desember 2012

Menengok Jejak Soekarno di Padang Arafah

Bagus Kurniawan - detikNews 

Mekkah - Jejak Presiden pertama Republik Indonesia (RI) tidak hanya di Uni Soviet, Mesir, Maroko, Pakistan, dan Kuba, tapi juga di Arab Saudi. Di Tanah Suci, jejak proklamator RI itu disebut Syajaroh Soekarno. Pada saat wukuf 9 Dzulhijah di Padang Arafah beberapa waktu yang lalu, kita masih bisa menyaksikan peninggalan Soekarno di Arab Saudi.

Jejak itu bisa dilihat dan kita rasakan langsung, yakni ribuan pohon yang menjadi peneduh saat jamaah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah. Dulu padang Arafah itu benar-benar gersang namun saat ini banyak ditumbuhi tanaman yang menjadi tempat yang rindang dan semilir saat angin menerpa.

Di Indonesia, terutama masyarakat Jawa dan Bali, pohon tersebut disebut pohon Imba atau Mimba. Namun di daerah lain seperti Madura disebut Membha atau Mempheuh. Pohon Imba oleh orang Arab disebut Syajaroh Soekarno atau pohon Soekarno. Pohon Mimba termasuk suku Meliaceae, marga Azadirachta, jenis Azadirachta indica Juss.

Di padang Arafah hampir setiap 5 meter telah ditanami pohon mimba. Pohon itu sudah ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter dengan diameter batang sekitar 20-an sentimeter. Namun ada pula yang masih kecil dengan tinggi sekitar 2 meter dengan diameter 5 sentimeter. Pohon mimba bisa tumbuh di lahan tandus dan tinggi batang dapat mencapai 20 meter. Selain di Arafah, di Arab Saudi seperti di Mekkah, Madinah, Jeddah, Riyadh dan Taif banyak ditemukan pohon mimba di pinggir-pinggir jalan yang berfungsi sebagai perindang.

Adanya pohon mimba tidak lepas dari jasa Soekarno pada sekitar tahun 1955 ketika Indonesia aktif sebagai gerakan nonblok. Pada saat berhaji Soekarno menawarkan kepada raja Arab Saudi untuk menanam pohon di Arafah. Dia pun kemudian mengirimkan ribuan bibit pohon mimba dan tenaga ahli untuk ikut meneliti, merawat dan menanamnya. Saat ini sudah ada jutaan pohon yang tertanam di Arab. Padang Arafah seluas 11 kilometer persegi yang dulunya gersang dan berbatu saat ini menghijau dengan adanya pohon tersebut. Jamaah haji seluruh dunia dapat berteduh di antaranya rimbunnya pohon mimba di tempat itu saat wukuf.

"Orang sini (Arab-red) menamakan pohon ini sebagai syajaroh Soekarno," ungkap Naib Amirul Hajj Indonesia, KH Hasyim Muzadi saat di Arafah. Menurut Hasyim, di Arafah pohon ini benar-benar dirawat dan terus disirami air dan dipupuk sehingga dapat tumbuh besar. Namun ada pula pohon yang belum tinggi atau masih kecil karena baru beberapa tahun ditanam. "Kalau yang kecil-kecil ini umurnya belum tua, kurang dari 5 tahun. Semua pohon yang tumbuh di Arafah tidak boleh dirusak, itu termasuk larangan," katanya.

Dari sisi ilmu farmasi, pohon mimba mempunyai banyak khasiat. Kita sendiri membuktikan ketika tenda didirikan di Arafah di sela-sela pohon tersebut tidak mengalami gatal-gatal. Pohon ini terutama daunnya dikenal sebagai tanaman obat terutama menyembuhkan berbagai penyakit kulit, radang dan lain-lain.

Diplomasi syajaroh Soekarno atau diplomasi pohon ternyata berhasil dilakukan. Semua orang akan terus mengenangnya sepanjang masa. Nama Soekarno tidak hanya dikenang menjadi nama sebuah jalan saja namun juga menjadi kenangan abadi di sebuah tanaman bernama mimba, imba atau membha.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Sponsor

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

IKLAN BLOGGER