Custom Search

Sabtu, 05 Januari 2013

Perdagangan Manusia

Perempuan jalang di simpang jalan,, 
Menyimpan tempayan dalam dada.. 
Para pejabat datang menyapa,, 
Melepas nafsu dan uang jarahan.. 

** 
Aku hanya menyaksikan banyak hal.. kemunifakian, kebobrokan yang diberhalakan. 

** 
Dulu kain ini putih dan bersih, ia dulu menutupi aurat ku. Memberi cahaya di air muka ku.. siapa yang menginkan aku menjadi pelacur.. siapa yang menumbuhkan kebencian didada ku.. 

** 
Ibu menyebut kelahiran ku adalah cahaya, ibu berbicara pada ku tentang kesucian dan harga diri, dan aku disini bu, ditengah kegelapan yang pekat yang tak punya ujung. 
Kesucian seperti apa bu? 
harga diri yang bagaimana? 

** 
Bapak tau kenapa aku memilih bapak, kenapa aku tidak memilih laki-laki lain.. ayah kandung ku, bapak tau kenapa? Tidak neng.. Karena ayah ku, adalah orang yang menjerumuskan ku menjadi pelacur.. astaughfirullahhallazim “ucap pak kiyai”.. 

Dia dengan enteng merampasku dari pelukan ibu ku dan menggadaikan ku kepada agen pedagang anak, astaughfirullahallazim “ucap pak kiyai”.. dua tahun usia ku pada saat itu pak kiyai, kembali pak kiyai berucap “astaughfirullahhallazim”.. sembari mempersilahkan jamila menceritakan kembali kisahnya. 

Dikampung halaman ku pak kiyai, tidak ada satu anak pun yang lahir tanpa disambut dengan doa-doa dan sholawat nabi, subhanaullah “ucap pak kiyai”.. tapi kemiskinan punya kekejian untuk melumpuhkan akal sehat, dengan alasan kemiskinan setiap anak perempuan sah untuk diperdagangkan bahkan ketika mereka masih bayi merah. Tidak satupun yang bangkit mengutuknya.. tidak pemerintah, tidak masyarakat setempat termasuk para ulama seperti bapak.. neng jamila “sela pak kiyai” 

Aku manusia pak kiyai.. sama seperti pak kiyai ciptaan Allah yang paling sempurna. Tapi aku pelacur dan sejak masih di dalam rahim ibu ku.. aku sudah menjadi pelacur dan aku tidak berdaya untuk menolaknya.. mari kita berdoa neng,, mohon ampun kepada Allah SWT “ajakan pak kiyai”.. 

Lihat.. lihat pak kiyai, lihat betapa kotor dan nistanya aku.. jangan bapak mengira, seorang ulama seperti bapak tidak bertanggung jawab atas semua ini.. 

Beberapa dialog yang terjadi dalam film Jamila & Sang Presiden. 

Indonesia pada tahun 2007 merupakan urutan ke -3 negara bermasalah dalam pemberantasan human trafficking. Indonesia merupakan Negara transit dan tujuan human trafficking. 30 % prostitusi perempuan di Indonesia dibawah 18 tahun. 40000-90000/ tahun anak-anak Indonesia korban kekerasan seksual. Perempuan dan anak Indonesia diperdagangkan untuk eksploitasi seksual terturama di Asia, Timur Tengah.

Indonesia punya UU No 23/2004 tentang perlindungan anak. UU No 21/2007 tentang pidana perdagangan manusia. Peduli buruknya Human Trafficking. Generasi muda Indonesia bisa selamatkan dirinya, selamatkan keluarganya, teman-teman dan selamatkan bangsa.. 

SINOPSIS Film ini dimulai dengan narasi dari Jamila (Atiqah Hasiholan) bahwa dia adalah korban perdagangan manusia, diikuti beberapa adegan kehidupan malamnya yang mewah tetapi tidak membahagiakan. 

Setelah mendengar berita bahwa seorang menteri, Nurdin (Adjie Pangestu), telah dibunuh, Jamila menyerahkan diri kepada polisi. Ini mengejutkan Ibrahim (Dwi Sasono), yang menyukai Jamila; Ibrahim berusaha membebaskan Jamila. Atas perintah presiden, Jamila ditempatkan di suatu lembaga permasyarakatan (LP) di luar kota Jakarta; di sana, dia berada di bawah pengawasan sipir Ria (Christine Hakim). 

Di LP itu, Ria membaca buku harian Jamila dan mengetahui latar belakangnya. Ternyata Jamila dijual ibunya kepada mucikari, yang kemudian menjualnya kepada keluarga kaya. Saat tinggal dengan keluarga tersebut, Jamila diperkosa oleh ayah angkat dan kakak angkatnya. Sebagai balasan, Jamila membunuh kakaknya itu lalu melarikan diri; sementara itu, ibu angkatnya (Jajang C. Noer) membunuh suaminya atas perilakunya yang biadab. 

Jamila menjadi pekerja di pasar, tetapi sekali lagi harus melarikan diri ketika mengetahui ada yang hendak memerkosanya. Dia berlindung dalam suatu diskotek, yang kemudian dirazia polisi; Jamila, yang disangka merupakan seorang pekerja seks komersial (PSK) di tempat itu, ditangkap. Setelah dibebaskan, Jamila dibesarkan seorang PSK tua yang baik hati, bernama Susi (Ria Irawan) yang sebelumnya juga tertangkap dalam razia tersebut. 

Sementara itu, di luar LP sejumlah kelompok menuntut agar Jamila dijatuhi hukuman mati. Di dalam LP, seorang penjaga (Surya Saputra) merasa kasihan atas nasib Jamila dan berusaha membantunya. Namun, Jamila mengabaikannya. Ria, biarpun mulai agak bersimpati kepada Jamila, sempat bertengkar mulut dengannya mengenai pembunuhan Nurdin; ini membuat Jamila ditempatkan di sel isolasi. Beberapa hari kemudian, Jamila divonis dan dijatuhi hukuman mati, yang akan dilaksanakan dalam waktu 36 jam. 

Ria mengunjungi Jamila di selnya dan menyatakan bahwa dia berniat menghubungi presiden untuk meminta penangguhan eksekusi. Jamila menolak, lalu menceritakan pengalamannya mencari adiknya Fatimah di Kalimantan dan bagaimana dia sempat membunuh orang yang menempatkan Fatimah dalam bordil walaupun gagal menemukan adiknya itu. 

Sehari sebelum hukuman mati Jamila dilaksanakan, Ibrahim bertemu dengan Susi, yang menceritakan hubungan cinta Jamila dengan Nurdin. Jamila mengandung anak Nurdin dan menyuruh menteri itu bertanggung jawab, tetapi Nurdin malah menghilang, lalu mempermalukan Jamila di muka umum dan menyatakan bahwa dia hendak menikahi wanita lain. 

Ketika mereka berdua bertemu di hotel, Nurdin mengancam Jamila dengan pistol; untuk membela diri, Jamila mengambil pistol itu dan membunuh Nurdin. Setelah kilas balik itu selesai, terlihat Jamila berjalan menuju tempat eksekusinya; presiden tidak mengindahkan permohonan penangguhan dari Ria. Bunyi tembakan pistol pun terdengar, mengimplikasikan bahwa akhirnya Jamila dihukum mati. Fakta-fakta mengenai perdagangan anak dan prostitusi kemudian ditayangkan. 

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Sponsor

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

IKLAN BLOGGER