Custom Search

Kamis, 20 Maret 2008

Dengan Pakaian Yang Lusuh Dan Bau

Dengan Pakaian Yang Lusuh Dan Bau

Mereka masih berada di tempat ini, tempat yang tak berarti bagi orang lain, ungkap ku. Ku lihat mereka berjuang di jalan-jalan kota berbekal mimik wajah yang memelas bersama anaknya.

Dengan pakaian yang lusuh dan bau mencoba mengetuk hati para durjana.

Terik mentari tak terasa baginya debu dan suara deru mesin menjadi makanan sehari-hari, ungkapnya. Mereka tak merasakan kelelahan sedikitpun sebab dunia mendidik mereka untuk mampu bertahan dalam kesengsaraan.

Dengan pakaian yang lusuh dan bau mencoba mengetuk hati para durjana. Durjana yang selalu berada di istana megah di Istana yang berlapis emas berkilaukan kesombongan hingga Berpijar keangkuhan dan kemunafikan disini. Tempat kami berdiri, bernafas dan bersemayam, ungkapnya. Kilaunya kesombongan dan pancaran pijar keangkuhan telah menutupi pandangan mereka terhadap kami hingga kamipun terpaksa mengambil jalan ini, jalan yang tak berarti mungkin bagi orang lain.

Dengan pakaian yang lusuh dan bau mencoba kembali melangkah. Sembari tersenyum, menapaki jejak-jejak kasih yang masih tersisa dibelantara kedurjanaan umat manusia. Dengan pakaian yang lusuh dan bau mencoba mengetuk hati para durjana.

By. Wong alit

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Sponsor

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

IKLAN BLOGGER